Comeback Terbesar dalam Sejarah Liga Champions – Momen Tak Terlupakan dalam Dunia Football

Dari Miracle of Istanbul hingga Barcelona vs PSG, inilah comeback terbesar dalam sejarah Liga Champions! Saksikan bagaimana tim-tim mengukir keajaiban dalam dunia football.


Comeback Terbesar dalam Sejarah Liga Champions

Liga Champions adalah panggung bagi pertandingan dramatis, penuh dengan kejutan dan keajaiban. Salah satu aspek yang membuat turnamen ini begitu spesial adalah comeback luar biasa yang terjadi ketika tim-tim besar tampaknya sudah tak memiliki harapan, tetapi akhirnya membalikkan keadaan dengan cara yang spektakuler.

Dari Miracle of Istanbul hingga keajaiban Barcelona melawan PSG, artikel ini akan membahas comeback terbesar dalam sejarah Liga Champions, yang akan selalu dikenang dalam dunia football.


1. Liverpool vs AC Milan (Final 2005 – Miracle of Istanbul)

  • Skor Akhir: Liverpool 3-3 AC Milan (Liverpool menang adu penalti 3-2)
  • Momen Ikonik: Liverpool bangkit dari ketertinggalan 0-3 dalam 6 menit

Final Liga Champions 2005 dikenal sebagai comeback terbesar dalam sejarah sepak bola. AC Milan, yang saat itu diperkuat oleh Paolo Maldini, Andrea Pirlo, dan Kaká, unggul 3-0 di babak pertama. Banyak yang mengira pertandingan sudah selesai, tetapi Liverpool menunjukkan semangat juang luar biasa.

Keajaiban dimulai di babak kedua:

  • Menit ke-54: Steven Gerrard mencetak gol sundulan, memberi harapan bagi Liverpool.
  • Menit ke-56: Vladimir Smicer mencetak gol jarak jauh, membuat skor menjadi 2-3.
  • Menit ke-60: Xabi Alonso mencetak gol dari tendangan penalti setelah gagal eksekusi pertama.

Dalam 6 menit yang ajaib, Liverpool menyamakan kedudukan, dan pertandingan berlanjut hingga adu penalti. Dudek menggagalkan tendangan penalti Shevchenko, membawa Liverpool meraih trofi Liga Champions kelima mereka dalam sebuah kisah yang disebut sebagai “Miracle of Istanbul”.


2. Barcelona vs Paris Saint-Germain (2017 – La Remontada)

  • Skor Akhir: Barcelona 6-1 PSG (agregat 6-5)
  • Momen Ikonik: Barcelona mencetak 3 gol dalam 7 menit terakhir

Ketika Barcelona kalah 0-4 dari PSG di leg pertama babak 16 besar, banyak yang berpikir bahwa harapan mereka di Liga Champions sudah berakhir. Tak ada tim dalam sejarah yang pernah membalikkan defisit sebesar itu, tetapi Barcelona membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil di sepak bola.

Kebangkitan luar biasa terjadi di Camp Nou:

  • Menit ke-3: Luis Suárez membuka skor untuk Barcelona.
  • Menit ke-40: Kesalahan dari PSG membuat Layvin Kurzawa mencetak gol bunuh diri.
  • Menit ke-50: Lionel Messi mencetak gol dari titik penalti, Barcelona unggul 3-0.
  • Menit ke-62: Edinson Cavani mencetak gol tandang untuk PSG, membuat agregat menjadi 3-5.
  • Menit ke-88: Neymar mencetak gol tendangan bebas spektakuler, skor menjadi 4-5.
  • Menit ke-91: Neymar kembali mencetak gol dari penalti, membuat agregat 5-5.
  • Menit ke-95: Sergi Roberto mencetak gol kemenangan, mengirim Camp Nou ke dalam euforia.

Comeback ini disebut sebagai “La Remontada” dan menjadi salah satu malam paling bersejarah dalam dunia football.


3. AS Roma vs Barcelona (2018 – Keajaiban di Olimpico)

  • Skor Akhir: AS Roma 3-0 Barcelona (agregat 4-4, Roma lolos dengan gol tandang)
  • Momen Ikonik: Roma membalikkan defisit 1-4 di leg pertama

Barcelona kembali menjadi bagian dari comeback bersejarah, tetapi kali ini mereka yang menjadi korban. Setelah menang 4-1 di leg pertama, banyak yang yakin bahwa mereka sudah mengamankan tiket ke semifinal. Namun, AS Roma melakukan keajaiban di Olimpico.

Kebangkitan AS Roma:

  • Menit ke-6: Edin Džeko mencetak gol pembuka, memberi harapan bagi Roma.
  • Menit ke-58: Daniele De Rossi mencetak gol penalti, skor menjadi 2-0.
  • Menit ke-82: Kostas Manolas mencetak gol sundulan, membawa Roma unggul 3-0.

Barcelona tak mampu membalas, dan Roma lolos ke semifinal dengan aturan gol tandang. Stadion Olimpico meledak dalam kebahagiaan, merayakan salah satu comeback terbesar dalam sejarah Liga Champions.


4. Deportivo La Coruña vs AC Milan (2004 – Keajaiban Super Depor)

  • Skor Akhir: Deportivo 4-0 AC Milan (agregat 5-4)
  • Momen Ikonik: Deportivo membalikkan kekalahan 1-4 di leg pertama

Deportivo La Coruña bukanlah tim favorit di Liga Champions, tetapi mereka menciptakan salah satu comeback paling mengejutkan dalam sejarah turnamen. Setelah kalah 1-4 di San Siro melawan AC Milan, mereka kembali ke Spanyol dengan misi mustahil.

Namun, Deportivo melakukan keajaiban:

  • Menit ke-5: Walter Pandiani membuka skor.
  • Menit ke-35: Juan Carlos Valerón membuat skor menjadi 2-0.
  • Menit ke-44: Albert Luque mencetak gol ketiga.
  • Menit ke-76: Fran González mencetak gol keempat, menyelesaikan comeback luar biasa.

Deportivo berhasil menyingkirkan AC Milan yang saat itu adalah juara bertahan dan salah satu tim terbaik di dunia.


5. Manchester United vs Bayern Munich (Final 1999 – Keajaiban di Injury Time)

  • Skor Akhir: Manchester United 2-1 Bayern Munich
  • Momen Ikonik: United mencetak 2 gol dalam waktu tambahan

Final Liga Champions 1999 adalah salah satu comeback paling dramatis dalam sejarah sepak bola. Bayern Munich unggul 1-0 sejak menit ke-6, dan tampaknya akan mengangkat trofi. Namun, Manchester United memiliki mental juara yang luar biasa.

Kebangkitan Manchester United terjadi di injury time:

  • Menit ke-91: Teddy Sheringham mencetak gol penyama kedudukan.
  • Menit ke-93: Ole Gunnar Solskjær mencetak gol kemenangan.

Dalam kurang dari 3 menit, United membalikkan keadaan dan memenangkan treble bersejarah (Liga Inggris, Piala FA, Liga Champions) di bawah Sir Alex Ferguson.


Kesimpulan: Liga Champions adalah Panggung Keajaiban

Liga Champions selalu menghadirkan momen-momen ajaib yang membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil dalam dunia football. Dari Liverpool di Istanbul, Barcelona vs PSG, hingga Manchester United di injury time, turnamen ini selalu memberikan drama yang tak terlupakan.

Siapakah yang akan menciptakan comeback terbesar berikutnya? Dukung terus tim favoritmu dan teruslah mendukung dunia MB8! ⚽🔥

Tetap update dari berita sepak bola terkini.

Leave a Reply